Jumat, 09 Juli 2010

Mulailah Dari Diri Sendiri

"Berusahalah untuk selalu menjadi pihak pertama yang menunjukkan cinta
dan perhatian Anda kepada orang lain. Jangan menuntut perhatian dan
cinta mereka untuk diperlihatkan lebih dahulu. Itulah satu-satunya cara
yang saya ketahui untuk ke luar dari kegelapan hidup," demikian dikatakan
Ny.Eunice Chew (52 tahun), salah satu finalis pemilihan ibu teladan se-
Singapura tahun lalu.
Diadopsi oleh pasangan Teochew yang kaya-raya dan sudah memiliki
seorang putra tapi masih ingin punya anak perempuan, maka masa kanakkanak
Chew dipenuhi kemewahan. Liburan keluarga sering dilewatkan di
luar negeri. Pasangan Teochew menyayangi putrinya dengan cara mereka.
Menurut cerita Chew, mereka adalah produk pendidikan kuno yang tidak
mengenal pelukan kepada anak-anak untuk meyakinkan mereka dari waktu
ke waktu bahwa orangtua menyayangi anak-anak.
Akibatnya, Chew tumbuh menjadi wanita yang haus kasih sayang. Ia
menikah pada usia 17 tahun dengan seorang pegawai transportasi yang
bangkrut. Dari pria itu diharapkannya akan datang kasih sayang yang
dicarinya. Ternyata ia menikah dengan pria yang suka menyiksa istri.
Perkawinan itu bertahan lima tahun, dikaruniai dua anak. Tak lama setelah
bercerai, ayah angkat Chew wafat karena sakit. Pembagian warisan
menimbulkan pertikaian di dalam keluarga besar Teochew. Akhirnya Chew
ternyata tidak kebagian apa-apa selain kewajiban mengurusi ibu angkatnya
yang sudah buta dan lumpuh. Chew menjual susu coklat Milo untuk
menyambung hidupnya.
"Ini pengalaman pertama saya harus bekerja mencari uang. Setiap malam
saya menangis karena tidak mengerti berbisnis. Apa yang harus dikatakan
dan bagaimana mengatakannya? ," kata Chew dalam wawancara kepada
harian Singapura The Straits Times. Ia bertahan dua tahun di pekerjaan
itu.
"Bagaimanapun susahnya saya mendapatkan uang, saya selalu memastikan
bahwa ibu mendapat ayam goreng dan ikan setiap hari. Dia memang buta
dan lumpuh, tetapi dia membantu saya mengurus anak-anak sehingga saya
bisa bekerja mencari uang," katanya.
Ia kemudian ganti pekerjaan, menjadi koki sebuah toko makanan. Sekitar
dua tahun kemudian ganti lagi menjadi penjual pakaian. Setiap hari ia
membopong empat kantong penuh berisi baju untuk dijual. Tentu saja
dengan menumpang kendaraan umum. Pada waktu bersamaan, ia menambah
pekerjaannya dengan dua hal lain, yaitu menjadi makelar rumah dan mobil
bekas, serta memanfaatkan bakatnya di bidang seni. Setiap malam Chew
mendesain beberapa pola kain untuk sebuah perusahaan garmen di Jepang.
Lumayan pendapatannya. Tapi akhir 1970-an, pasar retail tekstil melemah,
Chew beralih menjadi pelayan restoran.
Beberapa lama kemudian meningkat jadi pimpinan pelayan dan kemudian
menjadi manajer untuk bidang seni. "Ketika itu saya mulai sering terbang
ke luar negeri untuk bernegosiasi dengan artis-artis terkenal agar mereka
tampil di restoran saya. Sementara itu, saya tetap meneruskan pekerjaan
sambilan yang dulu, yaitu menjual rumah dan mobil, baik yang baru maupun
bekas pakai."
Chew kemudian berhasil mengumpulkan uang cukup banyak untuk
mendirikan bisnis sendiri di bidang perlengkapan mode, tetapi dua
asistennya kemudian membawa pergi semua tabungannya. "Ketika itu saya
sedang sangat membutuhkan uang karena ibu berkali-kali masuk-ke luar
rumah sakit. Hidup saya yang tadinya sudah enak, harus mulai dibangun lagi
dari nol. Betapa bodohnya saya mempercayai mereka dengan uang
sedemikian banyak," kata Chew. Sempat terlintas pikiran untuk bunuh diri,
tetapi bagaimana nasib anak-anak kelak? "Saya bersyukur memiliki temanteman
yang memberi dukungan moral dan bahkan meminjamkan uang. Atas
bantuan mereka, saya berhasil melewati kesulitan."
Chew sekarang memiliki penghasilan besar dari merawat orang-orang
Indonesia yang berduit, yang sedang dirawat di Singapura karena baru
melahirkan atau sedang terbaring di rumah sakit. Ia juga menjalankan
bisnis yang amat menguntungkan juga, yaitu membuat dan menjual tonik
tradisional Tiongkok. Chew menambah kegiatannya dengan menjadi
konsultan tanpa bayaran bagi kaum istri yang menderita karena suaminya
tidak setia, dan bagi orang- orang yang lama menderita sakit, atau
berpenyakit tak tersembuhkan. "Hidup telah mengajarkan saya bahwa
selalu ada jalan ke luar dari setiap kesulitan. Pasti ada solusi yang masuk
akal," kata Chew. "Yang Anda butuhkan adalah waktu untuk menenangkan
diri, mengatasi gejolak emosi, dan melangkah setapak demi setapak."
Ia menyarankan kepada mereka yang menghadapi kesulitan, agar menulis
daftar kesulitan itu pada sehelai kertas. Kemudian bacalah apa yang ditulis
itu, dan tanyakan pada diri sendiri, 'Apa hal terkecil yang dapat saya
lakukan hari ini untuk mengatasi kesulitan itu?' "Gelindingkan batu-batu
karang yang kecil dari hidup Anda, sampai akhirnya Anda punya kekuatan
untuk mendorong batu karang yang besar.
Saya melihat orang-orang yang sakit berusaha keras untuk bisa hidup.
Dunia ini berubah terus sepanjang waktu. Anda tidak tahu apa yang akan
terjadi besok. Maka jangan sakiti hati siapapun. Selalu pertimbangkan
perasaan orang lain terlebih dahulu, bukan perasaan Anda sendiri. Kita
memang cenderung untuk melihat sisi buruk orang lain, walaupun karakter
mereka mungkin 99 persennya baik, hanya satu persen yang buruk.
Mengapa tidak bersabar dengan memberikan mereka waktu untuk
menunjukkan yang 99 persen itu?
Di pagi hari, Anda dapat membuatkan minuman panas untuk keluarga Anda,
dan duduk menemani mereka beberapa menit, kemudian memeluk dan
menciumi mereka sebelum semuanya pergi ke tempat kerja atau ke
sekolah. Sekitar 10 menit sebelum tidur malam setiap hari, berkumpullah
bersama keluarga untuk berbagi cerita mengenai peristiwa sepanjang hari
tadi," demikian Ny.Chew.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar